Tak sengaja, saat sedang merapikan buku-buku yang tertata
tak beraturan di lemari.. aku menemukan secarik kertas usang, secarik kertas
yang memiliki banyak bekas lipatan, namun tulisan-tulisannya masih bisa terbaca
dan terlihat jelas.. aku berhenti sejenak, lalu mulai membaca kembali surat
itu, yang ternyata aku sadar bahwa itu adalah sebuah Surat Cinta.. yang membuatku semakin antusias meniti sebuah jalan mulia… kata per kata aku baca dengan
perlahan sambil mengingat-ingat kembali ketika pertama kali membaca surat
itu.. yakni sekitar 2 tahun yang lalu…
“ Assalamu ‘alaykum
warohmatullaahi wa barokatuh..
Secarik surat yang kutujukan
untuk saudariku yang kucintai dan kusayangi karena Allah…
Ukhtiy, kayfa khaluki? Kayfa
khaluk ibadahnya? Kayfa khaluk hatinya? Kayfa khaluk senyumnya? Kayfa khaluk
cerianya? Kayfa khaluk tangis yang sering kau lakukan karena Allah? Sungguh,
aku mengharapkan kebaikan keadaan dari pertanyaan yang kuhaturkan atau
pertanyaan yang masih ada dalam benakku.
Ukhtiy, secarik surat ini
kutujukan untukmu…. Dan untukku. Untuk mengingatkanmu kembali akan sedikitnya
waktu yang Allah berikan kepada kita. Tentang keadaan kita yang belum juga membaik, dan….. tentang kebanggaan
kita hanya karena amalan yang amat sedikit.
Ukhtiy, sungguh aku tahu keadaanmu. Aku tahu kelelahanmu. Aku tahu
perasaanmu yang pula ingin beristirahat. Aku tahu bahwa kau pun kadang jenuh.
Walau, pengetahuanku hanya sebatas apa yang juga pernah kurasakan.
Tapi, ukhtiy, kulantunkan sebait
nasehat singkat ini untukmu. Nasehat yang mungkin takkan asing kau dengar.
Nasehat dari saudari yang menyayangimu.
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan
bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan
anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada
azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan
kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Q.S
Al-Hadiid: 20)
Ukhtiy, aku menyayangimu karena
Robb yang segala kemuliaan adalah milik-Nya. Aku hanya ingin kembali
mengingatkanmu tentang dirimu yang dahulu penuh semangat. Dan kuharap, kini pun
kau begitu.
Mana semangatmu yang awal kau
koarkan? Mana pikiran cemerlangmu yang dulu kau ungkapkan? Mana kalimatmu yang
isinya bahwa kau ‘kan memberikan apa pun untuk agama ini?
Ukh, aku tak butuh jawaban itu
hanya terlontar dari mulut mungilmu. Allah pun tak hanya mau mendengar kata-kata indah itu. Tapi, Allah melihat
kerja nyatamu. Allah selalu mengawasimu.
Aku tak pernah memaksamu. Allah pun tak pernah memaksamu.
“…..Tidak ada paksaan (memasuki) agama (islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat….” (Q.S Al-Baqarah: 256)
Kau telah memilih sendiri. Kau telah memilih jalan berliku penuh onak dan
duri. Kau memilih jalan yang kan membuatmu terluka dan sakit. Kau telah memilih
jalan yang selalu membuatmu menangis. Kau memilih jalan yang takkan pernah ada
kata mundur.
Karena kau tahu……… balasan dari semua ini…….adalah SURGA.
Untuk semuanya, aku mencintaimu karena Allah. Aku hanya berharap, kita
dapat masuk ke jannah-Nya bersama-sama karena saling mencintai karena Allah..
INGATLAH KAU TAK PERNAH SENDIRI….
Saudarimu..
Degg!
Tetesan air mata
yang tidak aku sadari, jatuh membasahi pipiku.. hatiku bergetar, lisanku
tak mampu mengucapkan apapun pada saat itu… aku sadar Allah sedang mengingatkanku tentang berbagai keburukan-keburukanku akhir-akhir ini, melalui surat
dari saudariku yang tak sengaja ku temukan.. teringat wajah saudariku yang begitu mengagumkan itu.. wajah yang
sering aku lihat di mesjid sekolah, yang sering aku lihat duduk bermajelis,
wajah ceria saat sedang menasehatiku yang diiringi senyum tulus..
subhanallah…alhamdulillah, Allah mempertemukan aku dengan saudariku itu..
atau yang ingin sekali aku panggil dia kakak tersayang, hehe, tetapi… kakak itu
sekarang sudah selesai SMA dan melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah… dan InsyaaAllah akupun turut mengikuti jejaknya. sedih rasanya karena tak bisa lagi sering bertemu dengan kakak itu… kakak yang
mengajarkanku tentang sebuah hidup yang sebenarnya… hidup yang hakiki… kakak
yang mengajakku pada sebuah kebenaran yang jelas… aku rindu nasehat-nasehatnya
ketika ku datang padanya dalam keadaan menangis.. aku rindu, teramat rindu…
saudariku yang kucintai karena Allah itu… semoga ia selalu terjaga dimanapun
ia berada… semoga dakwah selalu menjadi pilihannya dalam keadaan apapun...
Yakni akhwat yang
memiliki banyak kesan dalam hatiku… semoga ia tetap istiqomah :)
dari adikmu yang lugu dan penuh keluh kesah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar